Rabu, 25 Juni 2014

“Bersikap Cerdas Atas Isu Pilpres di Tanah Papua”


Pemilihan Presiden (Pilpres) Republik Indonesia 2014 kini seolah menjadi topik utama dalam setiap perbincangan, media sosial, televisi dsb. Isu ini memang sedang hangat-hangatnya dan menarik untuk dibicarakan, terlebih saat duduk-duduk bersama sambil minum kopi. Betapa tidak, hanya melalui 1 hari pada Pilpres 9 Juli mendatang ini, akan menjadi penentu nasib kita semua ke depan, yang akan kita jalani bersama.

Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jk kini hadir sebagi pilihan yang baik dan ideal bagi kita semua, karena keduanya mempunyai program yang sama-sama ingin membawa kesejahteraan kita semua, kesejahteraan bangsa Indonesia.

Namun sayangnya, kini masih saja kita mendengar ada pihak-pihak yang masih menyuarakan kampanye-kampanye bersifat negatif tentang hari kita yang sangat penting ini. Mereka seolah tidak sadar dan lupa bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal-hal yang tidak bermoral dan hanya akan menghambat pesta demokrasi ini, yang mana semuanya adalah demi kemajuan kita semua ke depan. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita semua masih bisa cerdas untuk menanggapi itu semua.

Kampanye bersifat negatif ini, mungkin bisa dikategorikan ke dalam dua kategori. Pertama, kampanye-kampanye negatif yang bersifat menjatuhkan salah satu pasangan kandidat, kemudian yang kedua kampanye negatif yang bersifat penggagalan atau pemboikotan kegiatan Pilpres.

Khusus untuk kampanye negatif berupa penggagalan dan pemboikotan Pilpres, mungkin isu ini hanya khusus untuk beberapa daerah saja di Papua. Hal ini, setidaknya sudah mendapat pengakuan dari salah seorang pejabat penting di Papua saat ini, yakni Mayjen TNI Christian Zebua, M.M. selaku pimpinan tertinggi TNI di Papua sebagai instansi penjaga kemanan rakyat Papua.

Dalam suatu kesempatan beliau menyampaikan, “Kami sudah mendapat laporan tentang adanya sekelompok masyarakat yang ingin menggagalkan pemilu" ujar beliau. Berita mengenai ini juga sudah banyak tersebar dibeberapa media seperti republika.co.id, beritaempat.com dan lain sebagainya.

Selain itu, upaya penggagalan ini juga dapat dilihat dari beberapa indikasi seperti yang diberitakan oleh media knpbnews.com, salah satu media yang selalu bersifat miring dalam menghembuskan suara-suara negatif yang bersifat destruktif dan menghambat kemajuan bangsa Indonesia secara umum dan Papua secara khusus. Dalam media tersebut tertulis pernyataan bahwa “Ketua I Komite Nasional Papua Barat, tuan Agus Kossay kembali menegaskan bahwa masa depan hidup bangsa Papua tidak ada ditangan Jokowi dan Prabowo, edisi hari Jumat (20/6/2014) dari Jayapura-Papua Barat”.

Sungguh sangat disayangkan, mereka-mereka yang jumlahnya segelintir kecil ini senantiasa berfikir pendek dan tidak rasional. Mereka selalu berfikir hal-hal yang bersifat destruktif dan bertentangan dengan cara pandang dan keinginan warga Papua secara umum. Mereka tidak menyadari bahwa tindakan-tindakan mereka ini tidak lain hanyalah penghambat kemajuan mereka dan saudara-saudaranya sendiri, kemajuan saudara setanah Papua dan saudara setanah air Indonesia. Oleh karena itu, mari kita senantiasa mendo’akan dan berusaha dengan kapasitas kita masing-masing, mengajak mereka agar segera sadar akan kekeliruan-kekeliruan cara berfikir mereka.

Dalam kesempatan ini, ada baiknya penulis juga memberikan sedikit berita yang masih hangat, yakni mengenai Jumpa Pers yang diselenggarakan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Barisan Merah Putih RI Tanah Papua Bapak Ramses Ohee, yang juga dihadiri oleh beberapa tokoh Papua yaitu Sekjen Barisan Merah Putih Bapak Yonas A. Nussy, Ketua DPD Barisan Merah Putih RI Kabupaten Jayawijaya Bapak Salmon Walilo, Bapak Daniel Kogoya sebagai orang tua Papua dan Ibu Emskerk Bonay Tokoh Perempuan Papua.

Dalam kegiatan Jumpa Pers tersebut, Ketua Umum Barisan Merah Putih Bapak Ramses Ohee menyampaikan kepada seluruh masyarakat Papua agar mendukung dan menyukseskan jalannya Pilpres 9 Juli mendatang. Selain itu beliau juga menyerukan kepada saudara-saudaranya setanah Papua agar turut serta menjaga stabilitas keamanan di Bumi Papua secara bersama-sama, sehingga pelaksanaan kegiatan Pilpres 2014 dapat berjalan dengan aman, damai, lancar dan sukses.

Demikianlah seyogiyanya cara berfikir dan suara-suara yang benar dan selayaknya kita dengar, bukan suara-suara mereka yang selalu berfikir secara destruktif. Mari kita sama-sama menjadi warga yang cerdas dalam menanggapi berbagai isu negatif yang dihembuskan menjelang hari pesta demokrasi kita semua, Pilpres  2014 ini. Masa depan ada dalam pilihan kita, oleh karena itu sungguh tidak bijak dan cerdas bagi kita-kita yang mempunyai hak pilih bila menyia-nyiakannya.

Selamat memilih, demi kemajuan Kitorang bersama !!!

Salam hangat. (Baim)

Senin, 23 Juni 2014

“Temukanlah Cinta di Papua”



Kata “Papua” mungkin akan memunculkan beragam pikiran yang terlintas dalam benak setiap orang saat mendengarnya. Mungkin bagi sebagian orang ketika mendengarnya yang sontak terfikir adalah Papua merupakan pulau yang kaya akan pemandangan, mungkin juga bagi sebagian yang lain yang sontak terfikir adalah Papua merupakan tempat yang masih  tertinggal atau primitiv, atau bahkan mungkin juga bagi sebagian lainnya yang sontak akan terfikir adalah Papua merupakan salah satu daerah yang senantiasa diwarnai konflik.

Memang, Papua bukanlah sebuah pulau yang suci, sehingga setiap informasi yang akan terdengar mengenainya akan senantiasa bersih dari hal-hal yang bersifat negatif. Terkadang terdengar informasi bahwa di Papua orang-orangnya masih hidup primitiv, tempramental, belum berbaju, kerap terjadi bentrokkan dan lain sebagainya. Terkadang juga terdengar informasi bahwa orang-orang Papua merasa terjajah oleh para pendatang yang datang dari pulau Indonesia selainnya, atau bahkan terkadang terdengar juga informasi bahwa ada sebagian orang-orang Papua yang selalu menyerukan “referndum” untuk memisahkan diri dari ikatan suci bumi pertiwi Indonesia. Apapun hal-hal yang bersifat negatif yang mungkin terdengar, semuanya tidak senantiasa mutlak seperti yang terdengar atau bahkan banyak sekali informasi-informasi tersebut tidak benar sama sekali.


Temukanlah “Cinta di Papua”.

Apapun informasi yang tersebar tentang Papua, penulis memiliki pengalaman tersendiri sebagai salah seorang yang kini hidup menghirup udara kedamaian dan penuh cinta di Papua. Papua merupakan salah satu daerah yang diliputi dengan suasana yang damai, penuh toleransi, diliputi kasih sayang dan dihiasi dengan beragam pemandangangan yang mempesona. Batapa tidak, Papua merupakan salah satu wilayah Indonesia yang dianugerahi Tuhan dengan banyak kekayaan alam, budaya, kesenian, keindahan alam dan lain sebagainya.

Rasanya tidak berlebihan bila penulis meyakini bahwa tidak akan ada yang tidak tahu bahwa Papua itu merupakan salah satu wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Hal ini setidaknya dapat kita ketahui seperti misalnya kekayaan Papua dalam bidang pertambangan seperti emas, tembaga, batubara dan jenis lainnya. Informasi mengenai kekayaan alam ini dapat diketahui lebih jauh seperti yang dipaparkan dalam situs http://www.indonesia.go.id.

Selain itu, tidak berlebihan juga bila penulis meyakini bahwa tidak akan ada yang tidak tahu bahwa Papua merupakan wilayah yang memiliki banyak pemandangan alamnya, terutama pemandangan alam pantai-pantainya yang elok. Katakanlah seperti pantai Raja Ampat, pantai tersebut merupakan salah satu pantai di Papua yang indah mempesona bak surga dunia. Selain Raja Ampat, pantai-pantai yang lainnya misalnya seperti pantai Harlem, Bakaro, Lampu Satu, Tanjung kasuari, Holtekamp dan yang lainnya.

Kehidupan toleransi di Papua-pun  begitu baik. Sebagai contoh konkrit yang dapat penulis sajikan adalah dalam prihal toleransi kehidupan beragama. Pada beberapa wilayah Indonesia masih sering terdengar terjadi penistaan-penistaan dengan latar belakang perbedaan agama, penyerangan dan pembakaran rumah ibadah, dan lain sebagainya. Hal ini, lain halnya dengan di Papua seperti yang penulis rasakan. Papua merupakan wilayah yang dihuni penduduk dengan mayoritas beragama nasrani, namun mereka begitu toleran terhadap penduduk-penduduk lainnya yang beragama islam, hindu dan budha. Umat muslim, hindu dan budha masih dapat melaksanakan ritual-ritual ibadah dengan tenang tanpa gangguan. Begitulah indahnya toleransi yang penulis rasakan di Papua.

Warga Papua asli-pun  hidup dengan penuh kasih sayang dengan para pendatang. Mereka begitu ramah, terlebih senyuman-senyuman mereka yang penulis rasakan begitu tulus dan memberikan pesan kehangatan. Semua itu seolah mereka sedang menghembuskan nafas penuh kasih bak mereka sedang menjelma menjadi hamba Tuhan yang Maha Pengasih. Indahnya Papua, begitu damai dan penuh cinta. Berkunjunglah, temukan dan rasakan kedamaian dan “Cinta di Papua”.

Salam hangat (Daris Asgar).

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Blogger Themes | LunarPages Coupon Code