Rabu, 18 Maret 2015
Raja Ampat Tak Puas Hanya Dalam Kata
Rabu, Maret 18, 2015
Unknown
No comments
Ya… siapa yang puas jika hanya membicarakan alam Raja Ampat yang sangat mempesona? Keindahan alam darat dan lautnya yang begitu menggoda, membuat kita tak sabar untuk menjamah bumi cantiknya. Raja Ampat memiliki empat pulau besar yaitu Waigeo, Salawati, Batanta, dan Misool. Menceritakan tentang keindahan alam Raja Ampat memang tidak ada habisnya, selalu saja ada bahan yang menarik untuk diceritakan, baik dari keindahan alam darat dan laut, maupun kearifan lokal masyarakatnya.
Kali ini, saya akan bercerita tentang alam Raja Ampat di Pulau Misool. Terletak paling selatan kepala burung Papua Barat, Misool dapat ditempuh selama 10 jam menggunakan kapal perintis, dan 5 jam menggunakan kapal cepat. Dengan jarak tempuh perjalanan yang berbeda, tentu saja harga tiketnya pun berbeda. Tiket kapal perintis bisa kita dapatkan dengan harga Rp. 60.000 saja, sedangkan untuk kapal cepat harga tiketnya Rp. 200.000. Beda harga yang lumayan jauh, tapi demi kenyamanan dan waktu semua tergantung kita masing-masing mau pilih yang mana.
Kalaupun ingin memilih yang perintis juga tidak ada salahnya, toh sama-sama akan sampai di tempat juga. Naah… sisa uang tiketnya bisa kita gunakan untuk keperluan lain selama di sana. Jangan berpikir kalau sudah sampai di Misool, kita akan menggunakan mobil untuk menuju dari tempat satu ke tempat yang lain. Itulah gunanya kita berhemat, karena uang itu akan banyak kita gunakan untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM). Kampung Folley Distrik Misool Timur, adalah kampung pertama yang disinggahi kapal perintis tersebut. Jangan berpikir buruk dulu tentang keadaan di sana, karena sesungguhnya kenyataan tak seburuk yang kita pikirkan. Untuk makan dan tempat tinggal, kita tidak perlu pusing. Meskipun di sana tidak ada hotel, restoran atau warung makan, tapi kita bisa menginap di rumah-rumah warga. Warga setempat akan menyambut kita dengan hangat. Kita akan diberlakukan layaknya seorang raja, seperti kata pepatah “tamu adalah raja”.
Banyak ikan di sana, dan harganya pun sangat murah, seikat tali dengan 6 sampai 7 ekor ikan dengan ukuran yang lumayan besar hanya dihargai Rp. 10.000 saja, harga yang tak mungkin kita dapatkan di kota-kota besar. Di sana juga terdapat banyak sayuran, walaupun hanya sayur seadanya. Sebuah papan bertuliskan “Selamat Datang di Dermaga Yusuf Salim, M.Si di Kampung Folley” akan menyambut kedatangan kita di ujung jembatan tersebut. Perumahan warga yang tertata dengan rapi dan bersih akan membuat kita terheran bagaimana masyarakat setempat sangat peduli dengan lingkungannya. Di sana kita akan mendapatkan banyak hal menarik yang mungkin belum pernah kita jumpai sebelumnya seperti kearifan lokal masyarakat setempat yaitu “sasi” yang digunakan untuk melindungi tanaman agar tidak diambil dan dipanen sebelum waktunya.
Sebuah papan kecil yang bertuliskan “awas ada sasi gereja” manjadi senjata yang ampuh untuk melindungi hasil kebun masyarakat ataupun hasil lautnya. Saat tanaman dipasang sasi, tidak ada seorangpun yang berani mengambil hasil tanaman tersebut meskipun pemilik tanaman itu sendiri. Sasi gereja juga digunakan untuk melindungi hasil laut seperti teripang, lola, batu laga dan yang lainnya. Ketika laut sudah dilakukan upacara adat “tutup sasi” dan sudah didoakan dalam gereja, maka tak seorang pun yang berani melanggar dan tak ada nelayan yang berani mencari ikan di wilayah sasi tersebut, sampai batas waktu yang ditentukan untuk membuka wilayah sasi tersebut. Setiap pelanggar sasi akan diberikan sanksi sesuai aturan yang sudah ditetapkan.
Bahkan di Kampung Lilinta Distrik Misool Selatan, setiap pelanggar sasi akan diberikan sanksi pasung dari pagi hingga sore hari di depan umum, sampai pelanggar tersebut mengaku dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Sanksi tersebut dimaksudkan agar pelanggar sasi tersebut jera. Selain budaya sasi, ada juga kegiatan unik masyarakat di kampung Folley yang menarik yaitu membersihkan lingkungan secara bersama-sama setiap hari sabtu sore. Semua warga berkerjasama membersihkan lingkungan, beramai-ramai mencuci pakaian, berbondong-bondong mencari sayuran dan ikan karena pada esok harinya yaitu hari minggu, masyarakat dilarang melakukan kegiatan lain selain beribadah.
Di Misool banyak tempat wisata yang dapat kita kunjungi seperti goa keramat, tangga seribu, dan yang lainnnya. Dari Kampung Folley, kita butuh waktu sekitar 2 jam untuk menuju tangga seribu, dari tangga seribu sekitar 30 menit kita bisa sampai di Goa Keramat. Dua jam perjalanan tak akan membuat kita bosan, karena ditengah-tengah perjalanan kita akan disuguhkan berbagai macam keindahan alam seperti hutan bakau, pasir putih, dan jika beruntung kita bisa menyaksikan ratusan burung yang sedang menyambar ribuan ikan di bawahnya, terlihat seperti air mendidih. Tidak sampai di situ, saat kita menundukkan kepala ke bawah, kita akan melihat aquarium raksasa dengan air yang transparan sehingga membuat segala aktifitas ikan dan karang dalam laut terlihat semua. Mata kita akan dimanjakan dengan indahnya warna-warni ikan dan karang yang menawan. Ada juga hal menarik yang tak boleh dilewatkan, yaitu perumahan di atas laut milik warga yang tersusun dengan rapi bagaikan sebuah resort mahal. Siapa yang menyangka kalau di dalam perumahan tersebut tersedia pula sarana olah raga seperti voley dan bola kaki, dan tentu saja semua terbuat dari kayu. Meskipun rumah mereka berdiri di atas laut, tapi terlihat bersih dan tak ada sampah berserakan di laut. Mereka lebih sadar bahwa saat mereka berlaku baik terhadap alam, maka alampun akan memberikan yang terbaik untuk mereka.
aaah….. Raja Ampat memang begitu mempesona… (Urmila Waty-kompasiana)
0 komentar:
Posting Komentar