Papuacenter – Salah satu mahasiswa Papua yang akrab dipanggil Frengki yang merupakan mahasiswa semester delapan berasal Merauke, Papua yang sementara konsentrasi di ilmu kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat STIK Tamalatea, Makassar.
Disela-sela kesibukannya dengan aktivitas perkuliahan yang berlangsung di Makassar, Mahasiswa STIK Tamalatea ini tidak mau ikut pusing dengan gejolak politik Nasional dan juga politik lokal yang saat ini berlangsung di tanah Papua. Frengki juga tidak pernah sama sekali ikut campur dalam agenda beberapa kawan-kawannya yang sering membahas isu Papua Merdeka. Hal itu diungkapnya saat waktu luangnya bersama teman-teman kuliah sembari ngopi di salah satu Cafe di Makassar, Rabu (22/2).
Ia menuturkan bahwa rakyat Papua di bagian daratan ketika ke Makassar betul-betul menuntut ilmu saja dan berharap ketika kembali ke daerah mendapat pekerjaan yang layak sebab didaerahnya, Pemerintah memberikan Support yang luar biasa dari asrama sampai selesainya proses perkuliahan di Makassar.
Biaya kuliah tersebut ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia, seperti pula Support pemerintah terhadap wilayah Papua bagian pegunungan. Tetapi anehnya beberapa kawan yang berasal dari Ppaua pegunungan justru selalu saja merasa pemerintah tidak adil dalam memberikan bantuan. Padahal, otonomi khusus maupun pembangunan di Papua itu sudah mulai merata.
“Menurut saya, kawan-kawan yang sering melawan pemerintah termasuk Komite Nasional Papua Barat (KNPB) konsulat Makassar itu tidak mempunyai tuduhan yang mendasar harusnya fokus mengawal pemerintah di Papua daripada menjadi musuh negara di tanah kelahirannya sendiri,” tegasnya.
Frengki mengharapkan kepada mahasiswa Papua agar senantiasa fokus dalam perkuliahan sebagai amanah.
“Sebagai Mahasiswa Papua yang berdomisili di Makassar, saya mengingatkan kepada mahasiswa Papua agar senantiasa fokus dalam perkuliahan sebagaimana amanah orang tua yang harus dilaksanakan dan semoga ketika kita kembali bisa memberikan dampak positif bagi negara kita Indonesia dan juga mengingatkan KNPB konsulat Makassar agar berhenti melawan pemerintah.
Disela-sela kesibukannya dengan aktivitas perkuliahan yang berlangsung di Makassar, Mahasiswa STIK Tamalatea ini tidak mau ikut pusing dengan gejolak politik Nasional dan juga politik lokal yang saat ini berlangsung di tanah Papua. Frengki juga tidak pernah sama sekali ikut campur dalam agenda beberapa kawan-kawannya yang sering membahas isu Papua Merdeka. Hal itu diungkapnya saat waktu luangnya bersama teman-teman kuliah sembari ngopi di salah satu Cafe di Makassar, Rabu (22/2).
Ia menuturkan bahwa rakyat Papua di bagian daratan ketika ke Makassar betul-betul menuntut ilmu saja dan berharap ketika kembali ke daerah mendapat pekerjaan yang layak sebab didaerahnya, Pemerintah memberikan Support yang luar biasa dari asrama sampai selesainya proses perkuliahan di Makassar.
Biaya kuliah tersebut ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia, seperti pula Support pemerintah terhadap wilayah Papua bagian pegunungan. Tetapi anehnya beberapa kawan yang berasal dari Ppaua pegunungan justru selalu saja merasa pemerintah tidak adil dalam memberikan bantuan. Padahal, otonomi khusus maupun pembangunan di Papua itu sudah mulai merata.
“Menurut saya, kawan-kawan yang sering melawan pemerintah termasuk Komite Nasional Papua Barat (KNPB) konsulat Makassar itu tidak mempunyai tuduhan yang mendasar harusnya fokus mengawal pemerintah di Papua daripada menjadi musuh negara di tanah kelahirannya sendiri,” tegasnya.
Frengki mengharapkan kepada mahasiswa Papua agar senantiasa fokus dalam perkuliahan sebagai amanah.
“Sebagai Mahasiswa Papua yang berdomisili di Makassar, saya mengingatkan kepada mahasiswa Papua agar senantiasa fokus dalam perkuliahan sebagaimana amanah orang tua yang harus dilaksanakan dan semoga ketika kita kembali bisa memberikan dampak positif bagi negara kita Indonesia dan juga mengingatkan KNPB konsulat Makassar agar berhenti melawan pemerintah.