Jumat, 24 Februari 2017

Mahasiswa Papua Ingatkan KNPB Berhenti Lawan Pemerintah


Papuacenter – Salah satu mahasiswa Papua yang akrab dipanggil Frengki yang merupakan mahasiswa semester delapan berasal Merauke, Papua yang sementara konsentrasi di ilmu kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat STIK Tamalatea, Makassar.

Disela-sela kesibukannya dengan aktivitas perkuliahan yang berlangsung di Makassar, Mahasiswa STIK Tamalatea ini tidak mau ikut pusing dengan gejolak politik Nasional dan juga politik lokal yang saat ini berlangsung di tanah Papua. Frengki juga tidak pernah sama sekali ikut campur dalam agenda beberapa kawan-kawannya yang sering membahas isu Papua Merdeka. Hal itu diungkapnya saat waktu luangnya bersama teman-teman kuliah sembari ngopi di salah satu Cafe di Makassar, Rabu (22/2).

Ia menuturkan bahwa rakyat Papua di bagian daratan ketika ke Makassar betul-betul menuntut ilmu saja dan berharap ketika kembali ke daerah mendapat pekerjaan yang layak sebab didaerahnya, Pemerintah memberikan Support yang luar biasa dari asrama sampai selesainya proses perkuliahan di Makassar.

Biaya kuliah tersebut ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia, seperti pula Support pemerintah terhadap wilayah Papua bagian pegunungan. Tetapi anehnya beberapa kawan yang berasal dari Ppaua pegunungan justru selalu saja merasa pemerintah tidak adil dalam memberikan bantuan. Padahal, otonomi khusus maupun pembangunan di Papua itu sudah mulai merata.

“Menurut saya, kawan-kawan yang sering melawan pemerintah termasuk Komite Nasional Papua Barat (KNPB) konsulat Makassar itu tidak mempunyai tuduhan yang mendasar harusnya fokus mengawal pemerintah di Papua daripada menjadi musuh negara di tanah kelahirannya sendiri,” tegasnya.

Frengki mengharapkan kepada mahasiswa Papua agar senantiasa fokus dalam perkuliahan sebagai amanah.

“Sebagai Mahasiswa Papua yang berdomisili di Makassar, saya mengingatkan kepada mahasiswa Papua agar senantiasa fokus dalam perkuliahan sebagaimana amanah orang tua yang harus dilaksanakan dan semoga ketika kita kembali bisa memberikan dampak positif bagi negara kita Indonesia dan juga mengingatkan KNPB konsulat Makassar agar berhenti melawan pemerintah.

Uniknya Adat Masyarakat Papua Menghargai Penunggu Gaib Pemilik Tanahword


Papuacenter – Hutan yang lebat, gunung yang tinggi, merupakan ciri khas di beberapa wilayah Papua yang tak mudah untuk memasukinya. Selain kondisi geografisnya yang sulit dijangkau untuk masuk ke kawasan baru, lokasi tambang emas dan pembukaan daerah baru juga harus seizin pemilik hak ulayat tanah ataupun penunggu gaib di tempat tersebut.

Dilihat dari daerah Skamto yang berada di Kabupaten Keerm, misalnya, jika ingin memasuki daerah baru di lokasi itu, proses adat setempat harus dihormati.

Biasanya, tamu yang akan masuk ke lokasi baru itu harus membawa tembakau, pinang, kapur dan sirih sebagai alat persembahan kepada pemilik tanah dan penunggu gaib di lokasi itu.

Seorang Ondoafi Kabupaten Keerom, Herman Yoku menuturkan bahwa memasuki darah baru terdapat adat yang perlu dilakukan.

“Ya, seperti persembahan atau sesajen. Nanti, sesajen itu kita serahkan ke pemilik tanah dan sang pemilik tanah akan berdoa dan mengucapkan mantra-mantra, sebelum kita diperkenalkan masuk dan membuka daerah baru, termasuk masuk ke lokasi tambang emas,” jelasnya.

Bukan hanya itu, pemberian sesajen juga dapat dilakukan dengan cara lain seperti pemotongan kepala sapi, kambing atau babi yang ditanam di daerah itudan darahnya disemprotkan pada alat berat.

Ini merupakan cara unik, dimana pemotongan kepala hewan itu biasanya ditanam bersama dengan uang sebesar Rp. 1.000,- koin yang besar berjumlah sebanyak lima buah.

“Ada juga bentuk sesajen berupa ayam putih, baik jantan atau betina. Ayamnya harus putih dan memiliki kaki berwarna kuning. Ayam itu juga biasanya dipotong di lokasi tambang atau pembukaan lahan. Darah dari hewan persembahan itu juga mengelilingi pekerja yang akan berada di lokasi tambang,” tambahnya.

Persembahan itu ditujukan kepada leluhur atau penunggu gaib di daerah tersebut, diharapkan agar keselamatan dan kesehatan akan terus berpihak kepada para pekerja. Begitu juga dengan kemakmuran dan hasil tambang yang terus melimpah di daerah itu.

Herman juga mengatakan para pekerja itu mau ke arah gunung satu ke gunung lainnya atau melakukan pekerjaan, pasti tidak akan diganggu karena sudah meminta izin kepada pemilik tanah dan penunggu alam di daerah itu.

Senin, 20 Februari 2017

Tim Ekspedisi Trans Papua: Jayapura – Merauke Bisa Diakses Jalur Darat


Papuacenter – Pembangunan jalan Trans Papua-Papua Barat yang mencapai sekitar 4.384 km membuat kesan jalan yang dibangun tidak terlihat.Namun kali ini bersama Tim Ekspedisi Jalan Trans Papua, pemerintah tak mengkhawatirkan hal itu dan tetap serius menggarap proyek jalan Trans Papua sampai selesai.

Hal itu dikatakan oleh Direktur Pembangunan Jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ahmad Ghani Gazali di Merauke, Papua, Sabtu (18/2/2017). “Papua inikan cukup luas, jadi jalan trans yang sudah begitu panjang di bangun masih tidak kelihatan. Pemerintah serius membangun infrastruktur Papua khususnya jalan agar transportasi Papua tidak hanya mengandalkan transportasi udara dan laut tetapi juga darat,” ujar Ahmad.

Ghani yang mendampingi Tim Ekspedisi Jalan trans Papua berharap agar seluruh rakyat Indonesia, khususnya di Papua, bisa menikmati jalan Trans Papua dan untuk sementara ini pembangunan terus berlanjut dalam proses pembukaan.

“Sekarang itu jalan antar Kabupaten sudah terkoneksi. Jadi nanti sudah bisa naik mobil dari Jayapura ke Merauke. Dari Jayapura sampai di Sorong,” ujarnya.

Ghani menjelaskan, pembangunan trans Papua dibagi dalam dua bagian yakni jalan perbatasan antar Indonesia-Papua Nugini dan jalan Trans Papua koneksitas antar kabupaten/kota dan antar provinsi Papua dan Papua Barat.

Selain itu, Ghani juga menyebutkan bahwa perjalanan Tim Ekspedisi Trans Papua untuk menepis pernyataan miring dari pihak-pihak lain yang menilai pembangunan jalan Trans Papua tidak benar dan telah menuduh pemerintah telah melakukan pembohongan publik.

“Memang jalan trans Papua ini belum seluruhnya tersambung tinggal 16 persen lagi atau 602 km . Diharapkan 2019 seluruhnya selesai dikerjakan dan bisa fungsional,” tambahnya. (Red.AK)

Kamis, 16 Februari 2017

Kemenlu: Tidak Ada Jalan Bagi Keanggotaan ULMWP di MSG


Papuacenter – Kementerian Luar Negeri melalui Dirjen Asia Pasifik Afrika Desra Percaya, mengatakan bahwa Subcommittee on Law and Institutional Issues atau subkomite bidang hukum dan keanggotaan di Melanesia Spearhead Group sama sekali tidak membahas posisi ataupun status United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).

“Dalam pembahasan subkomite itu tidak ada kesepakatan untuk memberikan posisi ataupun status kepada ULMWP sebagai anggota penuh jadi tidak ada keputusan. Karena tidak ada keputusan ya tidak bisa dibahas apa-apa lagi, karena mandat dari leaders, pemimpin di summit kemarin adalah untuk didiskusikan. Tapi faktanya di lapangan bahwa dalam subkomite itu tidak ada kesepakatan, jadi dengan demikian ya mati,” kata Desra di Kantor Staf Kepresidenan, Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (9/2).

Dirinya sangat yakin apapun cara yang akan digunakan oleh ULMWP tetap akan kandas. Hal ini karena sejak 1 Januari 2017 lalu kursi kepemimpinan MSG telah dipegang Papua New Guinea yang  tidak pernah memberikan dukungannya terhadap  ULWMP karena Papua New Guinea sangat menghormati kedaulatan Indonesia.

“Jangan lupa kenapa waktu itu didorong keras, karena ketua MSG adalah Solomon Island kan. Nah sekarang mulai 1 Januari ketuanya adalah PNG, dan PNG itu sangat mendukung Indonesia, sangat menghormati kedaulatan wilayah Indonesia, jadi PNG tidak akan menyetujui adanya upaya untuk memasukkan ULMWP,” ujar Desra.

Sebelumnya pertemuan MSG di Honiara, Kepulauan Salomon pada 13-14 Juli 2016  yang menunda keputusan keanggotaan ULMWP ini disebabkan keputusan Sub Komisi Hukum MSG yang memasukkan kategori negara dalam panduan keanggotaan MSG.

Dengan diberlakukannya panduan keanggotaan MSG tersebut maka tertutuplah peluang ULMWP dan juga FLNKS Kanak Socialist National Liberation Front (gerakan separatis di Kaledonia Baru) untuk menjadi anggota di MSG selamanya. (red,Cs)

Selasa, 14 Februari 2017

Kini Giliran Putri Asal Papua Bawa Nama Indonesia Keliling Dunia

Papuacenter – Putra putri Papua dari ujung timur Indonesia tidak lantas membuat mereka patah semangat dan menyerah tanpa karya. Kini telah banyak putra putri yang  berasal dari Papua mampu mengangkat nama bangsa Indonesia di dunia internasional.

Casparina Theresia Renwarin, wanita kelahiran Jayapura yang akrab dipanggil Ririn ini pada usia 17 tahun usai menyelesaikan sekolahnya di SMA YPPK Taruna Bakti, Jayapura pada 2012 lalu melanjutkan studinya di President University, Cikarang.

Di kampus tersebut Ririn mengikuti program Campus Exchange ke Eropa yakni di negeri kincir angin Belanda tepatnya pada Agustus 2013 selama 2 minggu, setelah wanita 22 tahun ini mampu memperdalam kemampuan berbahasa Inggrisnya kemudian Ia melanjutkan visit ke Jerman dan Belgia.

Satu tahun berselang, Ririn mengikuti program Global Volunteer di Association internationale des étudiants en sciences économiques et commerciales atau international association of students in economic and commercial sciences, Rusia. Asosiasi tersebut adalah organisasi kepemudaan yang diikuti 126 negara dan terfokus pada pengembangan kepemimpinan para pemuda, serta menjadi ambasador di luar negeri untuk menjalankan proyek sosial.

Tidak hanya program pertukaran pelajar dan organisasi kepemudaan saja yang diikutinya, namun Ia juga mengajar Bahasa Inggris dan Matematika pada anak-anak usia 7 hingga 18 tahun di Kota Saint Petersburg, Paris dari bulan Juli hingga September 2014 seperti dirilis detik.

Dari benua biru di Eropa, Ririn melanjutkan penjelajahannya ke Asia tepatnya di Kota New Delhi, India. Di sini Ririn magang di perusahaan IT bernama Denave Pvt Ltd.

“India merupakan negara IT terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. (Di sana) saya ingin cari pengalaman di sini, karena rencananya ke depan ingin membuka bisnis semacam start-up company yang bergerak di e-commerce,” ungkapnya.

Setelah menyelesaikan studinya di President University, Ia mengikuti kompetisi Business Idea se-Asia Tenggara, dan berhasil menjadi juara pertama dan membuat harum nama bangsa Indonesia.

Ririn, yang memiliki moto ‘kerja keras akan selalu memberikan hasil yang memuaskan’, masih ingin terus memperdalam ilmunya mengenai IT, terutama yang mendukung bisnis e-commerce.

Sukses dalam bidang pendidikan dan telah menjelajahi beberapa negara di dunia, Ririn berencana meneruskan studinya dengan mengambil S2 di Australia ini. (red,Cs)

Kilang Gas Alam Bintuni Siap Pekerjakan Putra Putri Asli Papua


Papuacenter – 8000 pekerja dibutuhkan dalam pembangunan kilang gas alam cari (Liquefied Natural Gas/LNG) yang ada di Teluk Bintuni, Papua Barat. Mega proyek yang digarap oleh BP Berau Ltd ini menelan investasi sekitar 8 Miliar US$ atau sama dengan Rp. 106,4 Triliun.

BP Regional President Asia Pacific, Christina Verchere menjelaskan bahwa keputusan akhir investasi dalam proyek pengembangan Tangguh, yakni Train 3 disetujui pada tahun lalu.

“Financing sudah selesai, pekerjaan konstruksi Train 3 sedang berjalan, dan target berproduksi pada 2020,” ujar Verchere di komplek LNG Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat, baru-baru ini.

Dalam kesempatan yang sama juga Indonesia Head of Country, Dharmawan Samsu mengungkapkan bahwa kemajuan pembangunan Train 3 sekarang ini, meliputi mobilisasi 300 pegawai di site, material at site, pekerjaan pemagaran antara Train 2 dan 3, pemotongan pokok, laydown area, dan proses rekrutmen masyarakat asli Teluk Bintuni dan Papua.

“Proyek Train 3 akan menyerap 8.000 tenaga kerja, di mana 35 persennya adalah putra putri Papua,” tegas dia.

Proyek Tangguh Train 1 dan 2, diakuinya, penyerapan tenaga kerja lokal mencapai 54 persen-55 persen dari lebih 2.000 pekerja.

Menurut Dharmawan, banyak dari pekerja Papua sudah menduduki jabatan Maintenance, Supervisor hingga level Manajer. “Dalam rencana kami, target jumlah pekerja Papua sebagai bagian dari setiap kontrak baru, untuk memenuhi komitmen 85 persen pada 2029,” dia menerangkan.(YK)

Jumat, 10 Februari 2017

Festival Budaya Kamoro kembali setelah 17 tahun menghilang


Papuacenter – Dari sekian banyak kekayaan budaya Papua khususnya di wilayah Mimika, terdapat kesenian yang sempat hilang selama tujuh belas tahun, Pemerintah Kabupaten Mimika akan kembali menggelar Festival Budaya Kamoro tahun 2017 ini.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Kabupaten Mimika, Dominggus Kapyau membenarkan rencana pagelaran pentas budaya tersebut saat dikonfirmasi oleh papuanews.id, Jumat (3/1).

“Kami sudah rancang dalam program Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tahun ini karena akan dibentuk dinas baru sehingga saat ini kita masing menunggu restrukturisasi kelembagaan,” terang Dominggus.

Festival tersebut sejatinya direncanakan akan ditampilkan pada tahun 2016 lalu. Sayang, Festival Budaya Kamoro batal dilaksanakan karena berbagai alasan.

“Masih banyak hal yang belum siap, seperti anggaran, mekanisme dan hal sehingga tahun ini kami usahakan untuk digelar,” ujarnya.

Sementara itu, penyelenggaraan Festival Budaya Amungme pun masuk dalam wacana Pemkab Mimika namun kedua budaya tersebut diakui tidak bisa digelar bersamaan sehingga rencananya kedua festival yang merupakan perwakilan budaya asli Kabupaten Mimika tersebut akan digelar terpisah.

“Kalau mau digabung susah, karena kulture nya berbeda, mungkin nanti kita akan buat per semester,” tutupnya. (dw)

MSG tuntut pemberitaan bohong media TABLOID JUBI


Papuacenter – Menanggapi pemberitaan bohong dari media lokal Papua yakni Tabloid Jubi mengenai berita yang berjudul “Masyarakat Papua syukuri ruang kerja ULMWP di Sekretariat MSG” beberapa waktu lalu, akhirnya mendapat respon keras dari Sekretaris Jenderal MSG, Amena Yauvoli.

Sekjen MSG menuntut agar media seperti Tabloid Jubi diperiksa dan diproses secara hukum karena telah melakukan pemberitaan bohong yang jelas dapat memicu masalah sosial yang ada di Papua. Tuntutan Amena Yauvoli tentu saja mengkerucut kepada Wesai H (reporter) dan Sdr. Victor Mambor (editor) yang tentunya adalah aktor dibelakang aksi pemberitaan bohong Tabloid Jubi.

“Tidak ada ruang kerja ULMWP di Sekretariat MSG dan hingga saat ini tidak ada pemberian status keanggotaan penuh kepada ULMWP. Saya menuntut kepada pemerintah Indonesia agar segera memeriksa beberapa oknum Tabloid Jubi yang sengaja membuat pemberitaan palsu tersebut,” Tutur Amena, Selasa (07/02).

Menurut Amena, Pemberitaan tersebut merupakan klaim sepihak dan kebohongan yang disampaikan oleh ULMWP melalui Octavianus Mote, yang dengan mudahnya diambil sebagai sumber berita oleh Wesai H(reporter) dan Victor Mambor(editor).

“Selama ini ULMWP dan KNPB aktif melakukan penyesatan informasi untuk agenda politiknya semata, termasuk pengkondisian seolah-olah ULMWP yang merupakan representasi masyarakat Papua didukung dunia internasional, hal itu semakin membuat saya yakin bahwa ada hubungan antara ULMWP, KNPB dan Media Tabloid Jubi yang mempunyai itikad buruk bagi Indonesia,” Ucap Amena. (Red.AK)

Cerdasnya Putra Papua George Saa di Mata Dunia


Papuacenter - Seorang pemuda yang berasal dari Papua, sebut saja Goerge Saa merupakan juara lomba fisika dunia dimana ia diakui sangat ahli oleh seorang akademis, Profesor Yohanes Surya yang juga merupakan pakar fisika dan pelatih tim Olimpiade Fisika Indonesia. Ia menyebutkan bahwa prestasi George sangat special karena memiliki ketekunan dan inteligensi untuk memecahkan suatu permasalahan.

George sampai saat ini melanjutkan Study S2 teknik material di Inggris yang mana ia mendapatkan sejumlah tawaran beasiswa setelah menang dalam kompetisi dunia First Step to Nobel Prize dalam fisika pada tahun 2004 saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Dan ia melanjutkan Study dengan gelar sarjana dalam bidang Aero space Engineering di Florida, Amerika Serikat.

“Ia menemukan cara menghitung hambatan dari suaturangkaian tak hingga dari bentuk segi enam. Segi enam beraturan menjadi dasar pembuatan sarang lebah. Pasti ada sesuatu yang menarik dari geometri sarang lebah,” ujar Yohanes.

“Perumusan Saa ini nantinya akan terpakai kalau orang sudah mampu memanfaatkan rangkaian elektronik berbentuk rangkaian sarang lebah ini,” lanjutnya.

Prestasi Saa tentu saja sangat spesial. Tidak mudah untuk melakukan penelitian ini. Ia melihat sendiri bagaimana Putra Papua ine bekerja keras mengatasi berbagai kesulitan yang timbul. Lomba penelitian The First Step itu menuntut kesabaran, ketelitian, ketekunan dan inteligensi yang baik untuk memecahkan masalah yang ada.

George mengatakan sendiri bahwa dalam tiga sampai lima tahun kedepan ingin masuk intitusi riset Indonesia. Tujuannya adalah menggabungkan teknik dirgantata dengan teknik mesik yang selama ini telah ia pelajari.

Ia juga memiliki mimpi untuk diterapkan di Papua termasuk sekolah dasar yang digratiskan dan dengan makan siang.

“Menurut saya, sekolah dasar harus digratiskan, anak sekolah dijemput setiap hari pulang perginya. Makan siang dikasih gratis di sekolah dan program pembimbingan khusus disediakan untuk keterampilan khusus. Ini untuk SMP-SMA,” harap George.

“Untuk Universitas, saya memimpikan dan ingin menginisiasi penelitian berkolaborasi dan sistem database riset yang lengkap. Untuk Papua, dikampus-kampus, saya ingin menciptakan design center dengan Smaal-Scale Manufacturing Capability. Tujuan saya, yakni Product Creation dimana penciptaan produk berbasis teknologi yang akan sangat menguntungkan untuk daerah dalam berbagai aspek, misalnya ekonomi dan bisnis,” tambahnya.

Lucunya, George menceritakan pengelaman belajarnya serta keinginannya kelak pada segmen tanya jawab di sebuah situs Media Online.

Leonahardt T Anggara     : Dengan keadaan Indonesia sekarang ini yang sedang marak intoleransi, Apakah kamu akan kembali ke Indonesia??

George                                  : Tetap balik. Intoleran ini hanya sedikit bagian kecil di negara kita dan cukup dibesarkan di TV, Internet. Masih banyak orang kita yang telorenkan?

Putri Yhani Utami               : Ketikan waktu kecil dulu yaitu masa SD dan SMP apakah anda termasuk anak yang rajin belajar??

George                                  : Saya dulu jarang belajar dirumah walau selama di SD rangking 1 terus. Sebagai orang tuan, dari apa yang saya lihat dari orang tua saya, kebebasan tetap diberi. Tetap memberikan arahan kepada anak.

Siti Halwah                           : Selain menggabungkan kedirgantaraan dengan teknik mesin yang kamu pelajari diluar negeri, akankah kamu bersedia berbagi ilmu yang kamu miliki di Universitas yang tidak terlalu terkenal??

George                                  : Pernah Berpikir mau jadi dosen kunjung ke Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu. Pasti ingin sekali saya membagi ilmu.

Matheus Siagian                 : Semoga ceritamu bisa menjadi inspirasi buat banyak siswa-siswi di Indonesia. Kalau kamu bisa kasih masukan kepada siswa-siswi yang kesulitan belajar matematika atau fisika, kira-kira apa tips yang bisa mereka dapat dari kamu??
Baca juga :   Bawa Bintang Kejora, Simpatisan KNPB di Jakarta Diamankan

George                                  : Punya guru yang menginspirasi dan bukan saja mengajar lebih penting dibanding metoda belajar kalau menurut saya.

Valerie Arisoi                       : Dengan berbagai permasalahan di Indonesia. Lebih khusus di Papua, mulai dari listrik, sampai ke masalah lainnya seperti lingkungan dan teknologi industri. Apakah kakak akan kembali ke Papua dan berbagi ilmu di Papua??

George                                  : Berbagi ilmu sudah pasti. Saya berpendapat, industri tidak berkembang di kita Papua itu salah satunya karena supply listrik dan stabil untuk operasi industri. Industri di Papua itu tidak bisa dibangun karena supply listrik ini. Kalau di BP, Freeport, mereka ok karena punya power plan sendiri. Nah, kita ini belum. Saat ini, kita di Papua belum ada indikasi good political will.

Bunda El Indira                   : George kebangganku, besar sekali badanmu nak, sehat ya, jangan lupa kalau ada yang tanya kau orang mana jawab yang lantang,,,, INDONESIA punya!! OKE..

George                                  : Membacanya jadi tersenyum. Saya terima saran dan salam.

Liliana Tanggu                    : kisah hidupmu pasti akan saya ceritakan ke siswa-siswi saya di Biak Numfor sehingga menjadi motivasi kelak mereka bisa sama sepertimu kalau bisa lebih hebat darimu.

George                                  : Salam dari Birmingham, Bitania Raya, Sukses mengajar Liliana.

Fadhil Erlanda Arlan          : Indonesia menanti George untuk berkrasi di Indonesia. Nah, jika ada tawaran kerja dari riset di luar negeri dengan fasilitas dan gaji lebih bagus, apakah George masih mau di Indonesia??

George                                  : Fadhli, Saya Balik Indonesia, Papua. (Adr)

Harapan Papua Melalui Film Boven Digoel


Papuacenter – Hari ini telah dirilis serta tayang Film produksi orang asli Papua, Bonven Digul dimana Film ini diambil dari kisah nyata seorang dokter yang memiliki pesan penting. Angka kematian ibu dan bayi di Papua sangat tinggi. Pesan ini, kendati telah menjadi rahasia umum , tetapi masih menjadi momok yang menakutkan.

Diambil dari Data Dinas Kesehatan Provinsi Papua 2015, kematian bayi di sembilan Kabupaten Papua masih tinggu, yakni 20 kematian per 1.000 kelahiran bayi.

“Kematian ibu dan anak di Papua sangat tinggi, karena HIV, TBC. Tertinggi di Indonesia,” ujar produser Boven Digul, John Manangsang, di Jakarta kepada tim Redkasi PNID, Senin (6/2).

Setiap tahun ada sekitar 50 orang ibu hamil di Papua. Tetapi pertumbuhan orang asli Papua tetap tidak meningkat, bahkan semakin menurun.

“Pertumbuhan penduduk asli Papua itu sangat sedikit. Satu ibu Papua hamil, itu harus menjadi perhatian kita. Kalau tidak, kita akan kehilangan dia”, jelasnya.

Pesan Kedua yang ingin disampaikan oleh Film ini ialah pembangunan. Meski pemerintah sudah mulai melakukan pembangunan di Papua, tetapi wilayah ini masih tertinggal.

“Kami ingin mendorong pembangunan secepatnya di Papua, agar mereka bisa tumbuh dan berkembang. Kami berharap, film ini menjadi medianya,” tambahnya.

Ketiga, kurangnya tenaga medis. Pada tahun 1990, Saat cerita film Boven Digul dibuat, rumah sakit dan dokter masih sangat sedikit, bisa dihitung jari.
Baca juga :   42 Ribu Warga Nabire Belum Melakukan Perekaman E-KTP

Tetapi, setelah 25 tahun berlalu, mulai tampak perubahannya. Puskesmas dan dokter sudah mulai banyak. Namun, tetap sangat kurang, apalagi tanpa fasilitas.

“Papua itu ibarat gadis cantik yang terus menangis, tapi belum ada yang melirik. Semoga film ini bisa membuat semua pihak menengok Papua,” pungkasnya,” (Adr)

Hari Pers Nasional, Tabloid Jubi Coreng Insan Pers Di Papua


Papuacenter – Hari Pers Nasional yang jatuh pada hari ini, Kamis (09/02) dirayakan secara damai melalui aksi turun jalan yang dipusatkan di sekitaran Lampu Merah Abepura. Aksi wartawan Kota Jayapura yang dimulai sekitar pukul 10.05 WIT dan berlangsung satu jam hingga pukul 11.00 WIT ini membawa tuntutan agar benar-benar terjadi kebebasan pers di Papua.

Sama halnya dengan tuntutan tersebut, pada peringatan itu pula insan Pers di Papua kembali tercoreng dengan ulah media Tabloid Jubi yang telah memberitakan berita manipulatif kepada masyarakat Papua dengan beritanya yang berjudul “Masyarakat Papua syukuri ruang kerja ULMWP di Sekretariat MSG”.

Kemudian Hal itu mendapat respon keras dari Sekretaris Jenderal MSG, Amena Yauvoli. Yauvoli menyatakan bahwa berita yang disebar oleh Tabloid Jubi adalah berita yang berdasarkan klaim sepihak dan kebohongan yang disampaikan oleh ULMWP melalui Octavianus Mote dengan Victor Mambor bersama Wesai H.

“Tidak ada ruang kerja ULMWP di Sekretariat MSG dan hingga saat ini tidak ada pemberian status keanggotaan penuh kepada ULMWP. Saya menuntut kepada pemerintah Indonesia agar segera memeriksa beberapa oknum Tabloid Jubi yang sengaja membuat pemberitaan palsu tersebut,” Tutur Amena, Selasa (07/02).

Dalam kesempatan itu juga, para wartawan mengajak masyarakat untuk memerangi berita-berita Hoax (palsu) yang belakangan sering meresahkan di sosial media dan menolak jurnalis abal-abal, serta menjunjung tinggi kebebasan pers.

“Pesan-pesan kami jurnalis di Jayapura bahwa, jagalah damai untuk Indonesia,” timpalnya.(Red.AK)

Kamis, 02 Februari 2017

Papua, Riwayatmu Kini


Papuacenter – Salah satu butir perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, pada 23 Agustus-2 November 1949, menyebutkan Irian Barat bagian dari Belanda. KMB melemahkan kita lewat Republik Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri dari 15 provinsi boneka Belanda plus sejumlah provinsi yang sejak proklamasi sukarela bergabung dengan republik.

Kita telah merdeka, tetapi Belanda berupaya kembali menjajah lewat provinsi-provinsi boneka. Kita ingin merebut Irian Barat yang saat itu berpeluang menjadi bagian dari Belanda, atau merdeka, atau menjadi bagian dari Federasi Melanesia.

handingSepanjang dekade 1950, kita memperjuangkan pembebasan Irian Barat melalui resolusi Sidang Umum (SU) PBB, pertama kalinya tahun 1954. Isi resolusi meminta Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.

Tetapi, lanskap politik global di PBB kurang menguntungkan, membuat resolusi gagal disahkan. Dan, suka atau tidak, Presiden Amerika Serikat (AS) Dwight Eisenhower (1953-1961) membantu kita menekan Belanda, antara lain mengancam pembatalan Marshall Plan untuk ”negeri kincir angin” itu.

Kita tidak pernah kapok memperjuangkan pembebasan Irian Barat. Hampir tiap tahun kita mengajukan resolusi, tetapi sia-sia. Sebaliknya, Belanda makin provokatif, antara lain membangun pos-pos militer di Irian Barat dalam rangka mempersiapkan perang. Pos militer pertama dibangun di Lembah Baliem, Wamena, tahun 1957, dan diteruskan di tempat-tempat lain bertahun-tahun setelah itu. Bung Karno geram dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda pada 17 Agustus 1960.

AS juga mulai berubah. Eisenhower lebih tertarik mendongkel Bung Karno dengan mendanai pemberontakan PRRI/Permesta 1956-1958 daripada menekan Belanda.

Sebaliknya, pengganti Eisenhower, John F Kennedy (1961-1963), mau membantu. Pertimbangan dia, Indonesia yang strategis berada di antara dua samudra jangan sampai jatuh ke tangan ”the Bloc” (Uni Soviet dan Tiongkok).

Pertimbangan lain, investasi AS di Indonesia, khususnya oleh dua korporasi migas, Caltex dan Stanvac, berada dalam bahaya. Bung Karno membekukan konsesi migas melalui Undang-Undang (UU) Nomor 44 Tahun 1960 yang menegaskan, ”Seluruh pengelolaan minyak dan gas alam dilakukan negara atau perusahaan negara”.

BK dan KennedyKennedy merasa ”the Bung”, panggilan dia untuk Bung Karno, dapat dibujuk keluar dari pengaruh ”the Bloc”. Sebagai imbalan, Kennedy menggelontorkan bantuan senilai 800 juta dollar AS—jumlah yang masih kurang dari separuh dari yang diberikan Uni Soviet.

Hubungan Indonesia-Belanda makin panas pada tahun pertama pemerintahan Kennedy. Belanda membentuk sebuah dewan persiapan kemerdekaan ”Nieuw-Guinea”, yang dibalas Bung Karno dengan mengumumkan Trikora 19 Desember 1961.

Saat operasi militer Trikora baru dimulai, Kennedy mengirimkan adiknya, Jaksa Agung Robert Kennedy, ke Jakarta menemui Bung Karno. Dari Jakarta, Robert Kennedy langsung melawat ke Den Haag mendesak Belanda segera menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.

Misi lanjutan Robert Kennedy, yang dipimpin diplomat senior Ellsworth Bunker, menyiapkan teknis penyelenggaraan plebisit di Irian Barat yang akhirnya terjadi tahun 1969. Sejak itulah, Irian Barat yang dilimpahi kekayaan berbagai sumber daya alam resmi menjadi bagian dari Indonesia.

Tahun 1961 Bung Karno telah menyiapkan Rencana Pembangunan Delapan Tahun yang tergolong ”neolib” karena melibatkan pula IMF di bawah pengawasan Kennedy. Sayang, Kennedy tewas ditembak di Dallas, Texas, 22 November 1963.

Nasib Bung Karno selesai tak lama setelah pecahnya peristiwa 30 September 1965. Rapat Bung Karno dan para menteri ekonomi di Istana Cipanas, Januari 1966, membahas nasionalisasi Caltex dan Stanvac serta berbagai properti AS lainnya.

Tiba-tiba Jenderal Soeharto mendarat dengan helikopter dan langsung menuju ruang rapat untuk menegaskan nasionalisasi tidak boleh dilakukan. Ketika itu, Soeharto bahkan masih Menteri Panglima Angkatan Darat, belum mendapat penugasan Supersemar.

Awal November 1966, ada pengumuman penting dari Menteri Pertambangan Slamet Bratanata bahwa Freeport Sulphur Company mendapat hak eksploitasi dan eksplorasi endapan bijih tembaga di Ertsberg, Pegunungan Tengah, di barat Puncak Soekarno. Penyelenggaraan plebisit di Irian Barat masih dua tahun lagi.

Entah sudah berapa kali rezim berganti, Freeport tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan. Dalam bahasa gaul, Freeport itu, setelah nyaris setengah abad di Indonesia, ”hebat bingits”. [print.kompas.com, 12/12/2015]

Ingin Melihat Pahlawan Papua, Antsusias Warga Papua Tukar Uang Baru


Papuacenter - Setelah terbtnya uang baru, warga Papua antusias berbondong-bondong mendatangi Bank yang ada di wilayahnya untuk menukarkan mata uang yang lama dengan mata uang yang baru.

Reaksi positif yang diberikan masyarakat Papua dengan adanya uang baru ini, karena uang-uang yang baru ini bertemakan NKRI. Tidak ada reaksi penolakan terhadap uang baru NKRI di Papua sebagaimana terjadi di sejumlah daerah lain.

Asisten Manajer Unit pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Papua Fransco L Tentua yang dihubungi dari Timika mengatakan, sejak uang rupiah baru resmi diluncurkan pada 19 Desember, sambutan warga Papua sangat Positif.

“Justru sebaliknya uang baru ini diterima sangat baik oleh warga Papua. Beberapa waktu lalu, masyarakat berbondong-bondong datang menukar uang baru di Bank. Apalagi ada gambar Pahlawan Papua (Frans Kaisiepo) dimata uang baru lembar Rp 10.000,- itu,” ujarnya.

BI Jayapura akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi mata uang baru ke seluruh pelosok di Papua. Perbedaan mendasar uang lama dengan uang baru tersebut cukup banyak, terutama pada sisi warna.

Masyarakat Papua sangat bangga karena terdapat salah satu pahlawan Papua yang menjadi icon di mata uang baru tersebut. Nama besar Frans Kaisiepo sudah diabadikan sebagai nama Bandara di Biak, tanah kelahirannya serta diabadikan sebagai nama kapal perang Indonesia yakni KRI Frans Kaisiepo pada tahun 2010 lalu.

Masyarakat juga mengenalnya sebagai Gubernur Irian Barat ke-4 pada masa pemerintah Presiden Soekarno yakni pada 1964-1973.Frans juga sebagai pelopor nama Irian, yang artinya semangat persatuan masyarakat agar tidak mudah takluk di tangan belanda.

Atas jasa dan perjuangannya terhadap tanah Papua dan kemerdekaan Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi Frans yang juga merupakan Pahlawan Trikora ini gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 007/TK/Tahun 1993 tanggal 19 Agustus 1993

Ini Alasan Mengapa Petisi Separatis Diblokir


Papuacenter – Beberapa waktu lalu terdapat situs illegal yang dibuat oleh kelompok separatis Papua yang dipelopori oleh Benny Wenda yang merupakan Juru Bicara ULMWP. Situs tersebut memiliki misi untuk 10.000 penandatangan “Help too end the genocide in West Papua” kepada Sekjen PBB oleh Free West Papua Inggris di medium avaaz.org.

Pembuatan situs tersebut telah resmi diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) karena dinilai memiliki situs yang negative yang sangat merugikan masyarakat Papua di mata dunia. Pascanya Benny Wenda yang selalu mencari perhatian di luar negeri dan tidak berani pulang ke Papua yang mana mengatasnamakan masyarakat Papua, salah satunya dengan cara membuat petisi ini.

Pembuat situs illegal tersebut gelisah karena situsnya telah terblokir dan tidak dilihat oleh Sekjen PBB. Dapat dilihat bahwa didalam situs itu berisikan bahwa Si pembuat situs tersebut merendahkan harga diri masyarakat Papua. Hal tersebut tak sepatutnya dipublikasikan, yang diketahui bahwa Papua tak seburuk yang di tulis oleh Si pembuat situs.

Pemerintah pusat serta Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengkonfirmasi kepada Okezone.com, Kamis (26/1) mengaku tidak mengambil pusing dengan sejumlah petisi yang dibuat lembaga yang menurutnya “Abal-Abal” karena hanya menguras tenaga dan pikiran untuk hal-hal yang kurang subtansial.

Statement tersebut sangat masuk akal. Telah terbukti bahwa banyak lembaga atau petisi yang berusaha untuk memisahkan Papua dari NKRI dengan cara apapun dari cara bersih maupun cara kotor meskipun selalu cenderung pada usaha kotor.

Seperti contoh kecilnya ada, semua anggota kelompok tersebut melakukan tindakan anarkis sampai-sampai merugikan masyarakat Papua dengan cara pemalangan, demo hingga aksi corat-coret.

Ada lagi 1 motif yang dibuat oleh mereka yaitu dengan membuat satu website dengan alamat “suarapapua.com” yang kini telah di blokir juga. Dari sana mereka lebih sangat gelisah. Pasalnya, website tersebut berisikan berita tidak bermutu dan cenderung merugikan nama masyarakat Papua serta membuat kebohongan dalam pemberitaan publik dimana pemberitaan tersebut tidak sesuai dengan apa yang terjadi.

Mereka berkoar-koar melalui situs itu agar mendapat perhatian publik dan sampai akhirnya situs mereka terblokir karena tindakan negatif mereka.

Pemerintah Indonesia akan menangkal segala usaha-usaha kelompok separatis tersebut yang selalu merugikan masyarakat papua. Papua sudah merdeka bersama NKRI, jangan sampai Papua dikendalikan oleh separatis Papua untuk memiskinkan masyarakat Papua.(Adr)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Blogger Themes | LunarPages Coupon Code