Jumat, 10 Februari 2017

Cerdasnya Putra Papua George Saa di Mata Dunia


Papuacenter - Seorang pemuda yang berasal dari Papua, sebut saja Goerge Saa merupakan juara lomba fisika dunia dimana ia diakui sangat ahli oleh seorang akademis, Profesor Yohanes Surya yang juga merupakan pakar fisika dan pelatih tim Olimpiade Fisika Indonesia. Ia menyebutkan bahwa prestasi George sangat special karena memiliki ketekunan dan inteligensi untuk memecahkan suatu permasalahan.

George sampai saat ini melanjutkan Study S2 teknik material di Inggris yang mana ia mendapatkan sejumlah tawaran beasiswa setelah menang dalam kompetisi dunia First Step to Nobel Prize dalam fisika pada tahun 2004 saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Dan ia melanjutkan Study dengan gelar sarjana dalam bidang Aero space Engineering di Florida, Amerika Serikat.

“Ia menemukan cara menghitung hambatan dari suaturangkaian tak hingga dari bentuk segi enam. Segi enam beraturan menjadi dasar pembuatan sarang lebah. Pasti ada sesuatu yang menarik dari geometri sarang lebah,” ujar Yohanes.

“Perumusan Saa ini nantinya akan terpakai kalau orang sudah mampu memanfaatkan rangkaian elektronik berbentuk rangkaian sarang lebah ini,” lanjutnya.

Prestasi Saa tentu saja sangat spesial. Tidak mudah untuk melakukan penelitian ini. Ia melihat sendiri bagaimana Putra Papua ine bekerja keras mengatasi berbagai kesulitan yang timbul. Lomba penelitian The First Step itu menuntut kesabaran, ketelitian, ketekunan dan inteligensi yang baik untuk memecahkan masalah yang ada.

George mengatakan sendiri bahwa dalam tiga sampai lima tahun kedepan ingin masuk intitusi riset Indonesia. Tujuannya adalah menggabungkan teknik dirgantata dengan teknik mesik yang selama ini telah ia pelajari.

Ia juga memiliki mimpi untuk diterapkan di Papua termasuk sekolah dasar yang digratiskan dan dengan makan siang.

“Menurut saya, sekolah dasar harus digratiskan, anak sekolah dijemput setiap hari pulang perginya. Makan siang dikasih gratis di sekolah dan program pembimbingan khusus disediakan untuk keterampilan khusus. Ini untuk SMP-SMA,” harap George.

“Untuk Universitas, saya memimpikan dan ingin menginisiasi penelitian berkolaborasi dan sistem database riset yang lengkap. Untuk Papua, dikampus-kampus, saya ingin menciptakan design center dengan Smaal-Scale Manufacturing Capability. Tujuan saya, yakni Product Creation dimana penciptaan produk berbasis teknologi yang akan sangat menguntungkan untuk daerah dalam berbagai aspek, misalnya ekonomi dan bisnis,” tambahnya.

Lucunya, George menceritakan pengelaman belajarnya serta keinginannya kelak pada segmen tanya jawab di sebuah situs Media Online.

Leonahardt T Anggara     : Dengan keadaan Indonesia sekarang ini yang sedang marak intoleransi, Apakah kamu akan kembali ke Indonesia??

George                                  : Tetap balik. Intoleran ini hanya sedikit bagian kecil di negara kita dan cukup dibesarkan di TV, Internet. Masih banyak orang kita yang telorenkan?

Putri Yhani Utami               : Ketikan waktu kecil dulu yaitu masa SD dan SMP apakah anda termasuk anak yang rajin belajar??

George                                  : Saya dulu jarang belajar dirumah walau selama di SD rangking 1 terus. Sebagai orang tuan, dari apa yang saya lihat dari orang tua saya, kebebasan tetap diberi. Tetap memberikan arahan kepada anak.

Siti Halwah                           : Selain menggabungkan kedirgantaraan dengan teknik mesin yang kamu pelajari diluar negeri, akankah kamu bersedia berbagi ilmu yang kamu miliki di Universitas yang tidak terlalu terkenal??

George                                  : Pernah Berpikir mau jadi dosen kunjung ke Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu. Pasti ingin sekali saya membagi ilmu.

Matheus Siagian                 : Semoga ceritamu bisa menjadi inspirasi buat banyak siswa-siswi di Indonesia. Kalau kamu bisa kasih masukan kepada siswa-siswi yang kesulitan belajar matematika atau fisika, kira-kira apa tips yang bisa mereka dapat dari kamu??
Baca juga :   Bawa Bintang Kejora, Simpatisan KNPB di Jakarta Diamankan

George                                  : Punya guru yang menginspirasi dan bukan saja mengajar lebih penting dibanding metoda belajar kalau menurut saya.

Valerie Arisoi                       : Dengan berbagai permasalahan di Indonesia. Lebih khusus di Papua, mulai dari listrik, sampai ke masalah lainnya seperti lingkungan dan teknologi industri. Apakah kakak akan kembali ke Papua dan berbagi ilmu di Papua??

George                                  : Berbagi ilmu sudah pasti. Saya berpendapat, industri tidak berkembang di kita Papua itu salah satunya karena supply listrik dan stabil untuk operasi industri. Industri di Papua itu tidak bisa dibangun karena supply listrik ini. Kalau di BP, Freeport, mereka ok karena punya power plan sendiri. Nah, kita ini belum. Saat ini, kita di Papua belum ada indikasi good political will.

Bunda El Indira                   : George kebangganku, besar sekali badanmu nak, sehat ya, jangan lupa kalau ada yang tanya kau orang mana jawab yang lantang,,,, INDONESIA punya!! OKE..

George                                  : Membacanya jadi tersenyum. Saya terima saran dan salam.

Liliana Tanggu                    : kisah hidupmu pasti akan saya ceritakan ke siswa-siswi saya di Biak Numfor sehingga menjadi motivasi kelak mereka bisa sama sepertimu kalau bisa lebih hebat darimu.

George                                  : Salam dari Birmingham, Bitania Raya, Sukses mengajar Liliana.

Fadhil Erlanda Arlan          : Indonesia menanti George untuk berkrasi di Indonesia. Nah, jika ada tawaran kerja dari riset di luar negeri dengan fasilitas dan gaji lebih bagus, apakah George masih mau di Indonesia??

George                                  : Fadhli, Saya Balik Indonesia, Papua. (Adr)


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Blogger Themes | LunarPages Coupon Code