Papuacenter – 8000 pekerja dibutuhkan dalam pembangunan kilang gas alam cari (Liquefied Natural Gas/LNG) yang ada di Teluk Bintuni, Papua Barat. Mega proyek yang digarap oleh BP Berau Ltd ini menelan investasi sekitar 8 Miliar US$ atau sama dengan Rp. 106,4 Triliun.
BP Regional President Asia Pacific, Christina Verchere menjelaskan bahwa keputusan akhir investasi dalam proyek pengembangan Tangguh, yakni Train 3 disetujui pada tahun lalu.
“Financing sudah selesai, pekerjaan konstruksi Train 3 sedang berjalan, dan target berproduksi pada 2020,” ujar Verchere di komplek LNG Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat, baru-baru ini.
Dalam kesempatan yang sama juga Indonesia Head of Country, Dharmawan Samsu mengungkapkan bahwa kemajuan pembangunan Train 3 sekarang ini, meliputi mobilisasi 300 pegawai di site, material at site, pekerjaan pemagaran antara Train 2 dan 3, pemotongan pokok, laydown area, dan proses rekrutmen masyarakat asli Teluk Bintuni dan Papua.
“Proyek Train 3 akan menyerap 8.000 tenaga kerja, di mana 35 persennya adalah putra putri Papua,” tegas dia.
Proyek Tangguh Train 1 dan 2, diakuinya, penyerapan tenaga kerja lokal mencapai 54 persen-55 persen dari lebih 2.000 pekerja.
Menurut Dharmawan, banyak dari pekerja Papua sudah menduduki jabatan Maintenance, Supervisor hingga level Manajer. “Dalam rencana kami, target jumlah pekerja Papua sebagai bagian dari setiap kontrak baru, untuk memenuhi komitmen 85 persen pada 2029,” dia menerangkan.(YK)
0 komentar:
Posting Komentar